Sunday, February 5, 2012

Tjong A Fie Mansion





Setelah sebelumnya merasakan semaraknya Imlek di salah satu mall di Kota Medan, mari kita lanjutkan perjalanan ke objek wisata yang berbau sejarah dan masih berhubungan dengan semarak Tahun Baru Imlek. Kali ini kita berkunjung ke rumah peninggalan Tjong A Fie, pengusaha asal Tiongkok yang berhasil membangun usahanya di Sumatera.

Welcome To Tjong A Fie Mansion

Rumah ini berada di jalan A. Yani Medan tidak terlalu jauh dari salah satu landmark Kota Medan, Merdeka Walk. Diantara bangunan ruko-ruko, keberadaan rumah ini sangat mencolok. Selain karena bangunannya yang kuno, arsitektur juga sangat unik, menggabungkan arsitektur Eropa, Tionghoa dan Melayu. Memasuki gerbangnya saja kita sudah disambut dua patung singa dan lampion yang menggantung. Awalnya kami sempat ragu untuk masuk karena jam sudah menunjukkan pukul 15.30. 'Jangan-jangan sudah tutup' pikir kami. Ketika memasuki halaman dalam ada seorang bapak yang menyambut kami dengan ramah dan mempersilahkan kami untuk membeli tiket masuk. Alhamdulillah... :D
Tempat Sembahyang
Salah Satu Sudut Tjong A Fie Mansion
Harga tiket seharga Rp. 35.000,- lumayan mahal jika dibandingkan tiket masuk museum lainnya yang pernah saya kunjungi. Tapi tak apalah demi memuaskan rasa penasaran terhadap rumah ini. Setelah tiket di tangan, mas yang barusan ngasih tiket berkata "ayo mbak, saya akan menjelaskan tentang rumah ini." Wow, ternyata kita akan ditemani guide selama berkeliling di rumah ini. Kami memasuki satu per satu ruangan di rumah yang super besar ini. Bau khas bangunan beserta perabotannya yang sudah berumur sekian puluh tahun ini tercium di setiap langkahku. Saya sangat menyukainya, seperti halnya saya menyukai bau buku tua :)
Tiket Masuk Tjong A Fie Mansion




Penataan setiap ruangan diusahakan tetap seperti aslinya dulu. Beberapa perabot memang ditambahkan belakangan, tapi tetap menyesuaikan dengan dekorasi rumah ini. Selain perabotan yang apik, di setiap ruangan juga terdapat foto-foto keluarga besar Tjong A Fie dan potret Kota Medan Tempo Doeloe. Setelah kita mengitari seluruh ruangan di lantai 1, mas guide kami pamit dan mempersilahkan kami untuk berkeliling hingga ke lantai dua. Tak lupa, masnya juga ngasih tau klo tiket kita bisa dituker sama welcome drink gratis. Asyiiiik, jarang-jarang nih dapet pelayanan ok ketika berkunjung ke museum.
Kesibukan Kota Medan Tempo Dulu
Saat menginjakkan kaki di lantai dua kami mendapatkan kejutan lain. Ternyata disini sedang ada Festival Ulos. Waaah... Saya sangat beruntung bisa menyaksikan event ini. Berbagai corak Ulos yang dipamerkan dikombinasikan dengan foto-foto keindahan alam dan budaya Sumatera Utara. Ada sensasi berbeda pada kunjungan kali ini. perpaduan budaya Tionghoa dan budaya tradisional khas Sumatera Utara berbaur dalam satu ruangan.


Pameran Ulos
There on the earth where I stand I hold the sky
Success and glory consists not in what I have gotten but in what I have given

-Tjong A Fie-
Nice quote, isn't it? :)

Published with Blogger-droid v2.0.4

Thursday, January 26, 2012

Kunjungan Ke Rumah Kelahiran Bung Hatta

Rumah Kelahiran Bung Hatta



Sewaktu jaman kuliah dulu, seringkali saya ditanyai teman-teman tentang objek wisata di Bukittinggi. Sangat membanggakan mengetahui kota kecil tempat kelahiran saya ini sangat terkenal. Tidak dapat dipungkiri Bapak Proklamator, Bung Hatta juga turut ambil andil dalam mengharumkan nama kota ini. Seperti kita ketahui, Bukittinggi merupakan tanah kelahiran beliau. Nambah bangga nih jadi warga Bukittinggi :)

Walaupun lahir dan dibesarkan di Bukittinggi, tapi jujur saja saya tidak pernah menjelajahi tempat-tempat keren di kota ini selain Jam Gadang. Malu-maluin amat yak? Itu sebabnya saya menyempatkan diri mengunjungi Rumah Kelahiran Bung Hatta saat berkesempatan pulang beberapa waktu lalu. Dan kebetulan ada teman juga yang sama-sama pulang jadi kunjungan ini saya tidak sendirian :)

Waktu Berkunjung

Rumah Kelahiran Bung Hatta ini terletak di Jalan Soekarno Hatta No 37 Bukittinggi, tidak jauh dari Pasar Bawah Bukittinggi. Rumahnya asri dan terawat dengan baik. Untuk memasukinya kita tidak dipungut bayaran tapi ada semacam sumbangan sukarela untuk membantu biaya perawatan bangunan ini. Sebelum masuk, ibu penjaga rumah ini memberikan ceramah panjang lebar mengenai aturan memasuki rumah ini. Sepertinya kata-kata mutiara itu disampaikan karena beliau mengira saya dan teman saya yang kebetulan cowok adalah pasangan. Usut punya usut ternyata pernah ada kejadian sepasang tamu berbuat tidak sopan di rumah ini. Astaghfirullah, apa yang ada dipikiran mereka ya, pikirku. Sambil tersenyum geli kami manut-manut saja mengiyakan nasehat si ibu.

15 menit berlalu akhirnya kami diperbolehkan masuk. Yess!! Langsung saja kami memasuki ruangan demi ruangan. Wow!!! Saya seperti diseret ke masa lalu, membayangkan kehidupan Bung Hatta kecil dan keluarganya di rumah ini dengan latar Kota Bukittinggi jaman dulu. Mulut ini tidak berhenti berdecak mengagumi rumah ini dengan segala peninggalannya.

Salah Satu Kamar


Gedung utama rumah ini terdiri dari dua lantai. Masing-masing lantai terdiri dari kamar-kamar dan satu ruang tamu. Di lantai dua terdapat balkon dengan kursi goyangnya. Cocok sekali duduk santai di sore hari menikmati kesibukan di depan rumah.
Ruang Tamu Lantai Dua

Lantai satu dan dua dihubungkan tangga yang terdapat di salah satu ruangan. Di bawah tangga tersebut terdapat ruangan makan. Disinikah dulu Hatta kecil makan bersama keluarganya?
Bagian Rumah Dilihat Dari Halaman Belakang
Bekas Kandang Kuda Dibagian Smaping Rumah
Dibelakang gedung utama terdapat rangkiang (bangunan penyimpan beras). Tapi karena bangunan ini hanya replika, tidak ada ciri khas gonjong di rangkiang ini. Masih di belakang gedung utama, terdapat gedung yang terdiri dari kamar, dapur, kamar mandi dan gudang. Disebelah kanan gedung terdapat kandang kuda dan perlengkapan bendi. Oya, seperti ciri khas rumah di Sumbar lainnya, ternyata dibelakang dapur terdapat tabek, kolam ikan yang juga berfungsi untuk mencuci peralatan dapur.

Dengan melihat rumah ini saya dapat memahami kenapa Bapak Proklamator kita begitu bersahaja dan sederhana. Rumah ini benar-benar menggambarkan kepribadian beliau. Wisata sejarah kali ini benar-benar berkesan bagi saya. Jadi, jika berkunjung ke Bukittinggi jangan sampai melewatkan tempat ini :)

Published with Blogger-droid v2.0.4

Wednesday, January 25, 2012

Sabtu, 21 Januari 2012

Sabtu pagi dilewatkan seperti sabtu-sabtu lainnya. Tidur pulas sampai matahari nyaris berada di puncak peredaraannya. Bangun saat jarum pendek jam sudah berada diangka 11. Langsung terngiang omelan mama "anak gadis macam apa ini, jam segini baru bangun, bla bla bla..." Untungnya (sekaligus sedihnya) mama saya jaraknya sekian ratus kilometer dari kamar ini. Mumpung belum ada yang diurusin.ga apa-apa dong ya bangun 'agak' siangan :p

Tapi ada yang kurang nih di sabtu ini. Masa iya libur 3 hari (berhubung seninnya libur Imlek) ini harus dilewatkan dengan bermalas-malasan di kamar. Makin emosi lagi saat ingat kalau hari ini seharusnya saya dan teman-teman batal liburan ke Kota Sabang gara-gara kondisi di Aceh yang kembali memanas :(

Dari pada bete ga kemana-mana akhirnya kami memutuskan untuk nge-mall. Sebenarnya mall bukanlah tempat favorit saya, tapi karena tidak ada pilihan lain, apa boleh buat. Di jalan ada telpon masuk, ternyata dari temen SMA saya bernama Piconk (bukan nama samaran). Oya, beberapa hari yang lalu dia udah ngabarin mau main ke Medan. Usut punya usut ternyata tujuan kami adalah Mall yg sama. Wah kebetulan sekali...

Tidak lama setelah sampai di Mall, ketemu juga sama sosok yang bernama Piconk, tidak berubah dari beberapa bulan yang lalu saat terakhir bertemu, tidak berubah dari jaman SMA dulu. Intinya ga ada yang berubah dari nih orang :D


Sambil makan siang, kami banyak bercerita; nostalgia, kehidupan kami sekarang, dan rencana-rencana ke depan. Selalu membahagiakan bisa bertemu kawan lama di negeri orang. "ternyata mereka masih ingat gue" pikirku *brb, ambil tisu..:')*

Setelah makan siang, shalat dzuhur dan muter-muter bentar tiba waktunya bagi kawan lama untuk pamit. Sungguh pertemuan yang singkat. Hiks...

Setelah di tinggal Piconk, saya kembali ke pangkuan teman-teman yang tadi entah udah tawaf berapa kali di mall ini. Ternyata pihak mall sedang mengadakan acara dalam rangka menyemarakkan Tahun Baru Imlek. Ada tiga orang dengan kostum dan dandanan ala Dewa-Dewa yang sedang membagikan cokelat. Saya beruntung kebagian satu cokelat berbentuk koin emas. Setelah itu kami mengantri untuk bisa foto bareng dengan 'dewa-dewa' tadi. Sedikit norak memang, tapi ini pengalaman unik :D

Tidak hanya sampai disitu, kami juga menyaksikan segerombolan barongsai yang berkeliling mall, masuk dan keluar dari satu toko ke toko lain. Kayaknya sih ngumpulin saweran gitu.. Dan sekali lagi kami berkesempatan foto sama barongsai.. Hehe... 



Sekian pengalaman saya di sabtu yang tadinya udah yakin bakalan ngebosenin ternyata berubah menjadi sabtu yang penuh sukacita. Eits, sabtu ini belum berakhir lo... Masih ada part II :)

Published with Blogger-droid v2.0.4

Welcome to my blog :)

Hallo semuanya...


Akhirnya kesampaian juga salah satu resolusi di tahun 2012 ini; bikin blog.


Bagi sebagian orang mungkin bukan sesuatu yg wah, wong cuma blog doang. Tapi bagi saya ini sangat berarti, karena disini saya akan berbagi cerita, mulai dari yang senang sampai yang paling senang :) Mungkin ada yang bertanya "Loh kok gitu?? Kenapa tidak berbagi kesedihan juga?" Well, jawabannya simpel, saya bukan tipe cewek yang melankolis :D Tapi tidak menutup kemungkinan juga blog ini akan jadi pelampiasan di saat-saat saya lagi labil :)


Oya, pembuatan blog ini terinspirasi oleh miniserial tv "Sherlock". (Sumpah... Itu film keren banget..)


Akhir kata, selamat menikmati blog ini ;)


Published with Blogger-droid v2.0.4